Ternyata Indonesia sudah tua. 72 Tahun, itu terlalu tua
untuk dibayangkan. Membayangkan seorang ayah yang sudah mulai pikun dengan mata
yang rabun yang duduk di kursi roda dan parahnya ditinggalkan oleh anak dan
cucu-cucunya. Sendirian di dalam kamar dan tidak satupun yang peduli.
Ga nyangka jika keadaan Indonesia separah itu. Indonesia
sudah berumur, dan anak cucunya meninggalkannya. Rapuh, kering, sakit-sakitan
karna tidak ada yang memperhatikan dan menjaganya. Untuk siapa kekayaan negara ini,
jika akhirnya tidak dinikmati oleh kita? Para pahlawan menumpahkan darah untuk
kemerdakaan Indonesia tetapi kita masih menumpahkan darah sesama kita? Kita
bukan kanibal!
Indonesia sudah tua! Jika dia dapat berbicara “pulanglah
anakku, jaga ayah di sini. Warisan ini masih banyak untukmu. Jangan jual ayah,
ayah sudah sakit. Berhentilah berkelahi dengan abangmu dan adikmu. Jika
seandainya aku mati nanti, jangan kubur Pancasila, hanya karna itu ayah masih
kuat dalam kesendirian sambil menanti kehadiran kalian dalam rindu dan damai. Ada
salam dari ibumu, Bahasa.”
Kita belum kehilangan Indonesia, Indonesia belum mati.
Indonesia masih hidup. Hanya anak yang durhaka yang membunuh orangtuanya. Kita
bukan, kita masih waras.
Selamat ulangtahun ayah, Indonesia. Kami mencintaimu…
Comments
Post a Comment