Hari ini seharusnya
adalah hari istimewa untukku. Dimana seharusnya aku dapatin hasil dari
perjuangan 4 setengah tahun ku di perkuliahan.
Wisuda, ya. Aku terlihat tidak sebahagia mereka; teman-teman angkatan ku. Mereka sudah mencapai garis akhir. Sedangkan kelulusan ku ditunda di bulan Agustus tahun depan. Aku seperti melihat track run ku terlalu panjang. Berkilo-kilo meter panjangnya. Mereka berlari begitu cepat dan aku jauh tertinggal di belakang.
Ada apa denganku? Semua
berawal dari satu keputusan yang keliru. Aku tidak mau menyalahkan sebab yang
lain. Yang ku tahu, aku salah. Aku sadar bahwa aku tidak serius dalam melayani
Tuhan, sehingga itu berdampak kepada konsep berpikir ku yang salah dan
manajemen perasaanku yang juga salah.
Aku teringat kepada perkataan
sahabat rohani ku di kelas “James, kamu itu adalah orang yang akan ‘meledak’
tapi tidak bisa ‘meledak’ karna ada satu hal yang membuat kamu tertahan.”
Dua tahun aku tidak
mengetahui hal apa yang dia maksud. Setelah aku berhadapan dengan kegagalanku,
aku tahu jawabannya: aku tidak bisa serius. Mulai saat itu, aku evaluasi diri,
mulai dari hal-hal kecil untuk melihat seserius apa aku menjalani kehidupan
ini. Haruskah aku menghadapi kegagalan untuk mengerti arti serius?
Teman-teman ku bertanya
bagaimana aku bisa setegar ini, aku menjawab bahwa dalam menghadapi masalah
hanya ada dua keputusan: maju atau mundur, dan aku memilih untuk maju.
Yang kamu alami pasti
jauh berbeda dengan apa yang aku alami saat ini. Tapi, satu hal; saat frekuensi
kita jauh dari Tuhan, saat itu juga kita tidak bisa bijaksana. Kita membuat
keputusan-keputusan yang tidak benar, karna satu keputusan yang salah
mengakibatkan masalah.
Kegagalan yang aku alami
adalah pembentukan Tuhan yang nyata. Aku adalah bejana dan hanya Tuhan saja yang
tahu seperti apa aku akan dibentuk-Nya. Seburuk-buruknya kita, kita berharga di
mata Tuhan. Tuhan masih mau dekat kepada kita. Tuhan masih mau ngobrol ke kita.
Kita harus bangun dan sadar segera bahwa segagal-gagalnya kita, ada Tuhan yang
sedang mempersiapkan keberhasilan untuk kita! Bagaimana mengucap syukur? Seriuslah
mencintai Tuhan.
Roma
8:30
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula,
mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga
dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Comments
Post a Comment